SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL (1)
PERSEPSI INTERPERSONAL
Terdapat perbedaan antara persepsi objek dengan persepsi interpersonal yaitu:
- Pada persepsi objek, stimuli ditangkap oleh alat indera kita melalui benda-benda fisik
- Dalam menanggapi objek hanya sifat-sifat luar
- Objek tidak bereaksi
- Bbjek relatif tetap, manusia berubah-ubah
Terdapat faktor-faktor situasional pada persepsi interpersonal :
- Deskripsi verbal
- Petunjuk proksemik
- Petunjuk Kinesik
- Petunjuk Wajah
- Petunjuk paralinguistic
- Petunjuk artifaktual
Untuk faktor personal pada persepsi interpersonal terdiri atas:
- Pengalaman
- Motivasi
- Kepribadian
Dalam proses pembentukan kesan saat terjadi komunikasi antarpersonal melibatkan aspek-aspek sebagai berikut :
- Stereotyping
- Implicit personality theory
- Atribusi
KONSEP DIRI
Definisi menurut Wiiliam D. Brooks adalah konsep diri adalah pandangan dan perasaan diri kita bisa bersifat psikologi, sosial dan fisik. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri antara lain:
- Orang lain
- Kelompok rujukan
Berikut merupakan perbedaan yang nampak antara konsep diri negative dan konsep diri positif individu saat berkomunikasi antarpersonal.
Konsep Diri Negatif | Konsep Diri Positif | ||
1. | peka pada kritik | 1. | yakin akan kemampuan mengatasi |
masalah | |||
2. | responsif sekali terhadap pujian | 2. | merasa setara dengan orang lain |
3. | hiperkritis | 3. | menerima pujian tanpa rasa malu |
4. | cenderung merasa tidak disenangi | 4. | sadar setiap keinginan dan perilaku |
orang lain | tidak selalu disetujui masyarakat | ||
5. | bersikap pesimistis terhadap kompetisi | 5. | mampu memperbaiki diri |
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Makin tertarik kita dengan orang lain maka semakin besar kecenderungan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Atraksi timbul oleh adanya faktor-faktor baik yang bersifat personal maupun situasional.
Faktor -faktor penyebab timbulnya atraksi :
A. Faktor Personal
Kesamaan karakteristik personal
Kesamaan karakteristik personal ditandai dengan kesamaan dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat/status sosisal ekonomi, agama, ideologi, dan lain-lain. Mereka yang memiliki kesamaan dalam hal-hal tadi, cenderung menyukai satu sama lain.
Tekanan emosional (stres)
Orang yang berada di bawah tekanan emosional, stres, bingung, cemas dan lain-lain akan menginginkan kehadiran orang lain untuk membantunya, sehingga kecenderungan untuk menyukai orang lain semakin besar.
Harga diri yang rendah
Orang yang rendah diri cenderung mudah untuk menyuaki orang lain. Orang yang merasa penampilan dirinya kurang menarik akan mudah menerima persahabatan dari orang lain.
Isolasi sosial
Sebagai makhluk sosial, manusia mungkin tahan untuk hidup terasing selama beberapa waktu, namun tidak untuk waktu yang lama. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat isolasi sosial sangat besar pengaruhnya terhadap kesukaan kita pada orang lain.
B. Faktor -faktor situasional
Daya tarik fisik (physical attractiveness)
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik fisik seseorang sering menjadi penyebab utama atraksi interpersonal. Mereka yang berpenampilan cantik menarik biasanya lebih mudah mendapat perhatian dan simpati orang.
Ganjaran (reward)
Pada umumnya seseorang akan menyukai orang yang memberikan ganjaran pada dirinya. Ganjaran bisa berupa bantuan, dorongan moral, pujian atau hal-hal yang meningkatkan harga diri kita.
Familiarity
Seseorang atau hal-hal yang sudah kita kenal dan akrab dengan kita biasanya lebih disukai daripada hal-hal atau orang yang masih asing bagi kita. Contohnya adalah dengan penerapan teknik repetisi dalam iklan agar kita semakin akrab dengan produk yang diiklankan sehingga akhirnya menyukai produk tersebut.
Kedekatan (proximity) atau closeness.
Hubungan kita dengan orang lain tergantung seberapa dekat kita dengan orang tersebut. Sebagai contoh, sejumlah kasus menunjukkan bahwa orang lebih menyukai orang lain berdekatan tempat tinggal dengannya.
Kemampuan (competence)
Terdapat kecenderungan bahwa seseorang lebih menyukai orang lain yang memiliki kemampuan lebih tinggi atau lebih berhasil dalam kehidupannya daripada dirinya.
C. Teori Liking
Ada empat teori yang menjelaskan mengapa kita menyukai orang lain:
- Reinforcement theory
Teori ini menjelaskan bahwa seseorang menyuaki dan tidak menyukai orang lain adalah sebagai hasil belajar (learning). Dalam hal ini ada tiga unsur learning, yaitu asosiatif, instrumental, dan sosial.
Belajar Asosiatif: kita menyenangi dan tidak menyenangi seseorang berdasarkan pengalaman kita dan stimuli yang kita asosiasikan dengan hal itu. Kita menyukai orang yang kita asosiasikan denga pengalaman yang menyenangkan.
Belajar Instrumental: Kita menyuaki orang yang memberikan imbalan (reward) pada kita dan tidak menyuaki orang yang memberika hukuman.
Belajar Sosial: Kita cenderung lebih menyukai orang-orang yang kita lihat disukai oleh orang lain tau oleh lingkungan sosial dan sebaliknya.
- Equity theory
Teori ini mengatakan bahwa individu selalu cenderung menjaga keseimbangan antara apa yang mereka berikan dan apa yang mereka dapatkan, atau antara cost dan reward. Jika kita berharap banyak dari suatu hubungan maka kita juga harus menyumbang banyak untuk hubungan tersebut.
- Exchange theory
Menurut teori ini, interaksi sosial adalah semacam transaksi dagang. Orang berhubungan deng orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Semakin banyak keuntungan yang diperoleh maka hubungan tersebut akan terus dilangsungkan.
- Gain-loss theory
Kita lebih menyukai orang yang menguntungkan kita daripada yang merugikan bagi kita.
Pengaruh Atraksi Interpersonal pada Komunikasi Interpersonal
Daya tarik seseorang sangat penting bagi komunikasi interpersonal. Jika kita menyukai seeorang maka kita cenderung melihat segala sesuatu dari diri orang tersebut dengan positif sebaliknya jika kita tidak menyuaki seseorang maka kita akan meliaht segala sesuatu dari orang tersebut secara negatif.
Situasi tersebut sangat penting bagi terciptanya komunikasi interpersonal yang efektif, sebab semakin positif sikap kita terhadap lawan bicara kita maka mekin efektif pula kegiatan komunikasi yang kita lakukan dengan orang tersebut.
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi kita juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.
Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentant orang lain dan persepsi dirinya;sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
PSIKOLOGI KOMUNIKASI – Dr. Nikmah Hadiati Salisah, SIP, M.Si – Buku Perkuliahan Program S-1 Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya